Rabu, 27 Januari 2010

PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN MENGISI “PERCAKAPAN UDARA” AKHIR TAHUN

Ruang Studio RSPD Flotim
Mengakhiri tahun 2009, tepatnya tanggal 30 Desember 2009, Delsos Keuskupan Larantuka dan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) menggelar percakapan di udara tentang perlindungan para pekerja perantau. Percakakapan di udara itu berlangsung di studio utama Radio Siaran Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan dipancarluaskan ke desa-desa di sebagian kabupaten Flores Timur. Percakapan interaktif yang melibatkan para pendengar di rumah dan di desa-desa melalui sambungan telepn studio itu dilaksanakan atas dukungan Yayasan Tifa Jakarta dan ANTARA-AusAID kerja sama kemitraan pemerintah RI dan Australia.
Percakapan udara yang memakan durasi satu jam dengan jedah lima menit ini menghadirkan Romo Yansen Raring dari Delsos Keuskupan Larantuka dengan posisi mempertanggungjawabkan program Pemberdayaan Buruh Migran di Daerah Asal yang sedang dikembankan, ibu Thilde Wungubelen dari Dinas Sosial dan Nakertrans Kabupaten Flores Timur untuk menjelaskan peran dan tanggungjawab pemerintah dalam upaya perlindungan Buruh Migran dan Krisantus Kwen dari Perusahaan Pengerah Tenaga Terja Indonesia Awasta (PPTKIS) Anugerah Usaha Jaya (AUJ) untuk menjelaskan proses-proses perekrutan dan pengiriman Tenaga Kerja yang aman yang diterapkan perusahaan serta ibu Jeli mantan pekerja migran di Singapura. Para nara sumber ini dipandu oleh Melky Koli Baran.

Obrolan para narasumber ini ternyata kurang proporsional untuk masing-masingnya memberikan pemaparan-pemaparan sesuai posisinya karena bergitu bertubi-tubinya partisipasi masyarakat atau pendengar hingga ke desa-desa yang melayangkan sambungan telepon ke studio. Pesawat telepon terus berdering dari para pendengar dalam tempo sejam ini. Akibatnya, sebelum para nara sumber tuntas menyampaikan penjelasan-penjelasan sesuai yang diminta, para pendengar telah terlebih dahulu memberondongi dengan berbagai pertanyaan.

Dari duapuluhan penelpon yang direspon (beberapa yang tidak sempat direspon) umumnya menyampaikan keluh kesah dan kegelisahan seputar mekanisme perekrutan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan yang menyimpan berbagai persoalan. Juga gencarnya media-media komunikasi yang menyiarkan dan memberitakan berbagai tindak kekerasan terhadap para pekerja migran di tempat kerja maupun sejumlah kasus pelecehan dan kekerasan di tempat latihan dan penampungan yang jsutru melatarbelakangi gusarnya para penelpon mendominasi percakapan udara ini.

Obrolan interaktif yang dimulai pukul 19.00 hingga 20.000 Wita itu ketika hendak diakhiri, pesawat telepon di studio masih terrus berdering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar pengunjung blog sangat dihargai.