Kamis, 19 April 2012

YPPS AKHIRI PROGRAM BR DENGAN SUKSES

Tanggal 9 Desember 2009. Kala itu, bertempat di aula kantor camat Ile Bura, kabupaten Flores Timur, program Building Resilience (BR) diluncurkan untuk kabupaten Flores Timur dan Sikka. Program kerjasama kolaboratif Oxfam dan kemitraan Indonesia Australia (AusAid) dengan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Flores Timur itu diluncurkan Bupati Flores Timur saat itu Drs. Simon Hayon. Durasi waktu program membangun kedayatahanan masyarakat dan pemerintah (Building Resilience) di wilayah Timur Indonesia itu berdurasi waktu tiga tahun sampai tahun 2012.


Selama tiga tahun, program ini mengusung propmosi dan proses belajar bersama masyarakat dan pemerintah daerah serta para pihak lainnya (LSM, pers, TNI, POLRI dan pers) tentang membangun kedayatahanan menghadapi bencana. Program ini menyasar desa-desa, sekolah dan para pihak di kabupaten Flores Timur dan Sikka. Fokus berbagai upaya membangun kedayatahanan masyarakat dan pemerintah meliputi penguatan kapasitas masyarakat di lokasi-lokasi rawan bencana dan penguatan kapasitas pemerintah daerah dan para pihak terkait lainnyaa untuk mengembangkan perubahan-perubahan kebijakan pembangunan yang berperspektif pengurangan risiko bencana (PRB).

Pada level komunitas di 15 desa, dilakukan pendidikan dan pengorganisasian masyarakat membangun kedayatahanan menghadapi dan mengurangi risiko bencana. Masyarakat difasilitasi untuk melakukan pengorganisasian, pelatihan dan pembekalan dasar-dasar disaster management, analisis kapasitas dan kerentanan desa, penyusunan Rencana Aksi Masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan memperbaiki kerentanan, pelaksanaan berbagai rencana aksi masyarakat untuk mengembangkan pembelajaran-pembelajaran pengurangan risiko bencana, penyusunan SOP komunitas, peta risiko desa, sistem peringatan dini dan simulasi. Dari komunitas juga berbagai pembelajaran ditulis dan dibukukan dalam buku berjudul “Inspirasi Dari Komunitas”.

Masih di komunitas, aktivitas propmosi dan fasilitasi pembelajaran bersama pengurangan risiko bencana juga menyasar ke sekolah-sekolah di desa-desa itu. Ada latihan bagi para guru tentang dasar-dasar disaster management, rencana aksi sekolah, SOP sekolah, simulaasi sekolah. Di sekolah juga dikembangkan kegiatan-kegiatan kreatif pengembangan kapasitas siswa-siswa dalam bentuk pemutaran film dengan tema-tema disaster dan perubahan iklim, pengorganisasian kelompok pencinta alam dan lingkungan dan berbagai aksi lapangan menarik. Gerakan menanam berbasis sekolah untuk mitigasi perubahan iklim merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Para guru juga mengembangkan pendampingan-pendampingan kreatif kepada para siswa dalam kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler. Para guru di sepuluh sekolah menuliskan berbagai pengalaman kebencanaan dan mitos-mitos tentang kebencanaan sebagai bahan bacaan. Artikel-artikel ini telah diterbitkan dalam buku berjudul “Menembus Batas Kaki Langit”.

Di level pemerintah daerah Sikka dan Flores Timur serta para pihak terkait lainnya, proses belajar bersama telah berkontribusi pada sejumlah regulasi dan dokumen-dokumen sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan berperspektif PRB. Di Flores Timur khususnya, terbentuk kelompok kerja (Pokja) PRB kabupaten. Kelompok ini terdiri dari aparat pemerintah daerah dari berbagai instansi, organisasi pemuda, LSM, Perguruan Tinggi dan pers. Hingga tahun ketiga dan berakhirnya program ini, Pokja di Flores Timur telah menghasilkan dua rancangan Perda dan telah pula disahkan yang kemudian berimplikasi pada lahirnya Badan Penanggulanghan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Flores Timur, dokumen Rencana Aksi Daerah Flotim, Analisis Risiko Kabupaten Flotim dan Rencana Kontigency Flotim terntang Banjir Bandang Ile Mandiri. Di Sikka dihasilkan dokumen Rencana Aksi Daerah Sikka, Analisis Risiko Bencana kabupaten Sikka dan Rencana Kontigency letusan gunung Egon.

Tepatnya, bulan Maret 2012 program ini berakhir. Maka bertempat di aula Dekopinda Flores Timur, tanggal 31 Maret 2012 program ini resmi ditutup dalam sebuah acara yang sangat sederhana. Sehari sebelumnya, bertempat di pondok Liberti (Linger Belajar Transformasi) YPPS, dilangsungkan evaluasi bersama program yang dihadiri utusan masyarakat (kepala Desa dan seorang organizer) dan Kelompok Kerja (Pokja) Kabupaten Flores Timur.

Dalam evaluasi bersama ini, para pihak yang terlibat dalam program selama tiga tahun itu sama-sama menyimpulkan bahwa belajar bersama selama tiga tahun itu ternyata telah menyumbang bagi perubahan kebijakan dan tata organisasi pemerintahan di kabupaten Flores Timur. Dua Perda PRB di Flores Timur disusul pembentukan BPBD kabupaten Flores Timur adalah contoh nyata perubahan itu. “Jika tidak ada program ini, mungkin ada regulasi kebencanaan namun itu karena perintah UU, bukan lahir dari proses-proses partisipatif para pihak dalam sebuah mekanisme belajar bersama”, demikian sari pati evaluasi itu. Hal ini juga tidak lepas dari lobi dan negosiasi yang dikembangkan dengan DPRD Flores Timur yang sangat didukung oleh iklim politik pembangunan kabupaten yang kondusif.

Kepala BPBD kabupaten Flores Timur Paulus Igo Geroda S.Sos,MAp kesempatan penutupan program ini yang dihadiria oleh Pokja, utusan instansi terkait, para lurah sekota Larantuka, mengatakan, Oxfam dan YPPS telah meninggalkan kenangan sangat berarti yang menandai perubahan kebijakan daerah dan perspektif pembangunan daerah yang berwajah PRB. “Atas nama pemeerintah daerah, saya menyampaikan terima kasih kepada Oxfam dan YPPS untuk berbagai dukungannya. Kami berharap masih ada kelanjutan program untuk tahun-tahun mendatang. Pintu tetap dibuka”, demikian kata Kepala Pelaksana BPBD kabupaten Flores Timur Paulus Igo Geroda.

Kesempatan penutupan itu, Direktur YPPS Melky Koli Baran bersama Dheny Ardian dari Oxfam menyerahkan dokumen-dokumen PRB yang dihasilkan, termasuk Pokja sebagai salah satu aset pembangunan pengurangan risiko bencana di kabupaten Flores Timur.

BPBD kabupaten Flores Timur dalam bulan April akan melaksanakan simulasi Banjir Bandang di Larantuka untuk menguji dokumen Rencana Kontigensi yang telah dihasilkan program ini. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar pengunjung blog sangat dihargai.