Selasa, 21 Oktober 2014

Rumah Rindu Transformasi



Kado Ekawindu CU Sinar Saron

Oleh Melky Koli Baran

Menjelag berakhirnya tahun 2013 kemarin, Flores Timur diguncang sebuah peristiwa bersejarah. Boleh dikatakan “sejarah kelam keuangan”. Tetapi bisa saja menorehkan pengalaman penting buat dikisahkan dan disikapi di hari-hari selanjutnya. Pada saat itu, sebuah lembaga keuangan non bank yang beroperasi di Flores Timur dengan ribuan nasabah jatuh bangkrut. Pimpinannya menghilang tanpa jejak hingga saat ini. Kepolisian Resort Flores Timur hanya bisa membawa kabar di lembar-lembar media massa bahwa sedang diupayakan pencariannya, dan bahwa telah ditetapkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Walau ada cerita lain bahwa ada perwakilan nasabah yang dengan mudah menemui pimpinan lembaga keuangan itu Jakarta, sementara polisi belum bisa membawa pulang orang yang paling dicari para nasabah.


Lembaga keuangan non bank yang menerapkan system perbankan itu bernama Mitra Tiara. Lembaga ini berhasil menarik nasabah hampir di seluruh Flores. Flores Timur mendominasinya. Tak tanggung-tanggung, ditaksir menguapnya miliaran rupiah uang masyarakat. Dan dalam kasus ini, satu nama yang jadi tokoh di sini adalah Nikolaus Ladi, sang top manager lembaga keuangan yang berhasil menggaet juga orang-orang penting dan berpendidikan serta berkarakter di kabupaten Flores Timur dan sekitarnya sebagai nasabah. Bukan rahasia lagi, aparat pemerintah, anggota DPRD, pengusaha, pendidik, tokoh masyarakat, tokoh agama dan biarawan-biarawati terperangkap dalam lingkaran praktek perbankan tanpa ijin ini. Kabarnya belum terdaftar di OJK, lembaga yang berkompeten menilai dan mengevaluasi lembaga-lembaga yang mengumpul dan mengelola uang-uang milik public non koperasi. Artinya, antara penipuan dan kesadaran kritis untuk menabung di lembaga keuangan seperti Mitra Tiara sama-sama miripnya. Jika dibilang para nasabah tertipu, belum tentu benar ketika merilis para nasabah yang adalah orang-orang yang seharusnya tidak mudah tertipu.

***
Selepas kisah kelam Mitra Tiara yang kini sejumlah karyawannya mendekam di tahanan, Flores Pos Senin 14 Juli 2014 menurunkan sebuah artikel menarik. Judulnya “Rumah Rindu Transformasi”. Judul artikel itu yang sengaja saya pinjam untuk tulisan ini. Di bawah judul itu, dikisahkan bahwa di Larantuka hadir juga sebuah lembaga keuangan kategori Koperasi dengan anggota 7.185 orang pada Juli 2014 serta total asset anggota sebesar Rp 84.048.902.540. Bahkan Credit Union ini telah berusia delapan tahun pada Juli 2014.

Membaca artikel itu, serta mengingat kisah tenggelamnya uang para nasabah Mitra Tiara, ternyata di kabupaten ini selain berbagai koperasi seperti CU Sinar Saron yang menyediakan berbagai produk keuangan bagi masyarakat, masih ada juga warga yang mempercayakan uangnya dikelola oleh lembaga seperti Mitra Tiara. Setelah dicari tahu, sekilas dugaan bahwa bunga simpananlah yang menjadi pilihan ke mana orang menyimpan atau mempercayakan uangnya dikelola. Paddahal, di mana orang memutuskan untuk mempercayakan uangnya dikelola bukan saja faktor bunga tetapi jaminan keamanan dan keselamatan asset yang dipercayakan ke sana. Dan juga, sejauh mana para nasabah memiliki akses informasi bagaimana dan dengan cara apa lembaga keuangan itu mengelola semua uang yang ditampung dari para nasabah. Bukan Cuma itu, masih banyak prasyarat yang mesti diketahui setiap calon nasabah sejak awal sebelum memutuskan untuk menyimpan uangnya di sana. Dan telah ada bukti sangat jelas bahwa lembaga seperti Mitra Tiara hanya bisa memberikan jaminan bunga yang besar melampaui bunga bank resmi dan mengabaikan hal-hal lain yang lebih penting, yakni keselamatan dan keamanan asset keuangan serta sejauh mana akses dan control yang diberikan kepada nasabah atau anggota.

***
Sepanjang tahun 2014 yang masih tersisa kisah-kisah kelam kasus Mitra Tiara, hingga hari-hari menjelang berakhirnya bulan Juli 2014, tak banyak yang tahu sebuah aktivitas tersembunyi di wilayah kelurahan Sarotari. Di sana, sebuah gedung berlantai dua sedang dalam proses final pembangunannya. Walau tersembunyi, tetapi gedung itu tidak dibangun secara sembunyi-sembunyi. Gedung dengan total biaya mencapai dua milyar itu dibangun secara transparan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya dalam sebuah mekanisme organisasi yang kurang lebih melibatkan semua pihak yang berkepentingan di dalamnya. Itulah “Rumah Rindu Transformasi” sebagaimana ditulsi Flores Pos 14 Juli silam. Tidak lain, itulah Kantor Pusat CU Sinar Saron sekaligus tempat diklat Credit Union yang bernaung di bawah BK3CU Kalimantan itu.

Menelusuri proses pembangunan gedung megah ini, Nampak sangat beda dengan lembaga keuangan seperti Mitra Tiara. Mitra Tiara menjelang bangkrut juga membangun sejumlah gedung megah. Namun tahukah para nasabah bagaimana dan dengan dana dari mana gedung-gedung itu dibangun? Kabarnya tidak! Itu yang dimaksudkan dengan sejauh mana para nasabah memiliki akses informasi ke dalam system pengelolaan lembaga keuangan tersebut. Beda dengan koperasi pada umumnya. Rumah Rindu Transformasi milik CU Sinar Saron yang siap digunakan itu dibangun melalui proses awal yang panjang. Berulang-ulang dibahas di berbagai Rapat Tahunan Anggota dan di sana suara anggota mendapat tempat yang penting. Hal seperti ini semestinya telah diketahui umum karena sejak tahun 1960-an, lembaga keuangan berbentuk koperasi telah lama ada di wilayah ini. Namun, hingga saat ini masih banyak warga yang belum bergabung dalam satu koperasipun. Bahkan mempercayakan uangnya yang dikumpulkan bertahun-tahun dengan cucuran keringat kepada lembaga-lembaga keuangan baru dengan janji bunga yang tinggi namun ujungnya mengecewakan.  

***

Rumah Rindu Transformasi itu diresmikan penggunaannya hari ini tanggal 1 Agustus 2014 dihadiri seluruh anggota. Peresmiannya menandai ulang tahun Ceredit Union ini yang ke VIII. Artinya, sudah delapan tahun lembaga keuangan ini hadir dan menjadi tempat bergabungnya ribuan anggota. Dari hari ke hari jumlah anggota semaklin bertambah. Dalam bahasa Kitab Suci, jumlah mereka bertambah dari orang-orang yang diselamatkan.

Di sinilah, sesungguhnya roh dan semangat yang hidup dan dipelihara di dalam Credit Union yang lahir dari lahim karya Pastoral Sosial Ekonomi Gereja Katolik Keuskupan Larantuka itu. Ceredit Union ini hadir tidak mengandalkan besarnya saham dan simpanan orang. Lembaga keuangan ini lahir, besar dan terus bertumbuh oleh kekjuatan anggota yang saling percaya. Orang-orang yang datang bergabung dengan semangat untuk saling menolong dan menyelamatkan. Semangat yang mengalir dalam lembaga CU Sinar Saron terungkap dalam semboyan “anggota susah CU tolong, CU susah anggota tolong”.

Karena itu, tepatlah nama yang disematkan pada gedung yang diresmikan hari ini tanggal 1 Agustus 2014, “Rumah Rindu Transformasi”. Sebagaimana dijelaskan ketua CU Sinar Saron Romo R. Yansen Raring, Pr. Rumah bukan dalam pengertian house (gedung fisik). Tetapi home,  yakni ruang huni, berada, bertemu, berbagi, bersaudara dan bertumbuh kembang. Rindu lebih sebagai gelora dan gejolak jiwa yang melibatkan dan menggerakkan seluruh diri. Rindu menjadi jembatan antara harapan dan kenyataan. Membahasakan usaha tak kenal lelah. Transformasi mengandung makna perubahan. Perubahan ke arah yang membahagiakan, menyelamatkan, ke arah penuh harapan. Bukan keputusasaan, bukan kekecewaan, bukan kebangkrutan total yang tidak sebatas kehilangan uang simpanan tetapi juga kebangkrutan mental dan semangat.

Hal ini telah dibuktikan selama perjalanan panjang delapan tahun CU Sinar Saron hadir di bumi Lamaholot. Mulai dari tunas kecil dengan sekelompok kecil anggota. Dari tahun ke tahun, jumlah mereka terus bertamba oleh upaya “satu anggota merasul satu anggota baru”. Dan menariknya, serta menjadi kekuatan unik yang membedakan dengan lembaga keuangan lain, yakni semangat untuk tumbuh bersama yang menjadi daya pikat untuk bergabung dalam CU Sinar Saron. Bukan janji-janji keuntungan, bukan bunga tinggi tetapi kekayaan persaudaraan. “Carilah dahulu Kerajaan Allah, dan semuanya akan ditambahkan”.

Selamat ulang tahun, selamat memasuki gedung baru!***        


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar pengunjung blog sangat dihargai.